Wednesday, February 20, 2008

MENJAWAB KOMENTAR BAMBANG NOORSENA & PENGIKUTNYA (PENGANUT PAHAM ORTODOKS SYRIA)



Beberapa Pernyataan Bambang Noorsena & anak buah-anak buahnya:


  1. Frans Donald guobloook sekali!

  2. Mas Donald, bukumu hanya bombastis, kalau benar ada pendeta-pendeta yang bingung .. ya mereka goblok, masa gitu aja gempar?

  3. Ada kabar gembira buat warga unitarian dan saksi jehovah bidat-bidat akhir jaman,DI KOTA SEMARANG TGL 23 FEB 08, GEDUNG WANITA, SEMINAR SEHARI, BY BAMBANG N, TEMA: MENELANJANGI KESESATAN DAN KEGOBLOKKAN UNITARIAN DAN SAKSI JEHOVAH!! ... (SMS gelap dari 087851404457); Hai goblok unitarian, penyembah malaikat mikhael, jgn lupa tgl 23 feb, di gedung wanita smg, jateng! Biar kamu dapat pencerahan, dan pimpinan kamu yang goblok juga itu! (SMS gelap dari 081938230283).

  4. Kalau firman itu suatu ilah tetapi bukan Allah, pertanyaannya apa ada yang ilahi diluar Allah?

  5. Kalau “allah” untuk sang Firman itu sekedar gelar, bagaimana mungkin mahluk bisa menciptakan bersama-sama Allah? (Yoh 1:3). Masa Allah memerlukan bantuan ciptaanNya?


Komentar Frans Donald :


Untuk pernyataan I, II dan III, dalam hal menganggap diri sendiri paling pintar dan gemar menjelekkan / menghina orang lain dan menganggap orang lain sebagai “goblok” atau “guobloook” itu kan sepertinya memang gaya dan style dari Bambang Noorsena dan orang-orang hasil didikannya (dari buahnya, mereka akan dikenal). Gaya ‘menginjilnya’ Bambang Noorsena dkknya sepertinya ya memang begitu itu. Itu pula sebabnya tak heran ketika beberapa orang Kristen sendiri mengomentari Bambang Noorsena sebagai orang yang kemaki dan sok pintar. Tentunya orang-orang yang bijak akan bisa menilainya sendiri, apakah Bambang Noorsena + pengikut-pengikutnya yang gemar menghina / memaki orang itu benar-benar pengikut Kristus yang sejati atau bukan. Apa yang mereka perbuat upahnya akan mereka terima dengan sendirinya.


Untuk pernyataan IV, Apa ada yang ilahi selain Allah sejati? Pertanyaan tersebut telah saya jawab dalam buku MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL, 2007/2008, halaman 15-16. Silakan simak di dalam buku tersebut. Dan Info: untuk bahasan mengenai Yesus adalah Malaikat, silakan simak buku KASUS BESAR YANG KELIRU TERNYATA YESUS MALAIKAT, 2007, 2008.


Untuk pernyataan V, soal statement: Apakah Allah memerlukan bantuan dari ciptaanNya? Berikut ini jawaban saya:


Allah (Yhwh) Mencipta, Berkarya dan Menyelamatkan Dunia MELALUI Yesus


Dalam proses karya penciptaan, Allah (Yhwh) telah memberi kuasa wewenang kepada Yesus untuk mencipta-berkarya-dan menyelamatkan ciptaannya yang rusak (menyelamatkan dunia). Apakah itu artinya Allah Yhwh perlu bantuan dari Yesus? Allah Yhwh yang adalah Sang Pencipta Sejati perlu mendapat bantuan dari ciptaanNya??? Apakah Yesus perlu membantu Allah Yhwh untuk berkarya mencipta dan menyelamatkan dunia?

Jawabannya adalah: Tidak! Bambang Noorsena dan pengikutnya akan salah sangka jika mereka berpikir bahwa saya berpandangan bahwa Allah Yhwh perlu dibantu oleh Yesus.

Allah Yhwh Mahakuasa, Ia tidak perlu bantuan dari siapapun untuk menciptakan atau berkarya sesuatu hal. Jika di Bibel Yoh 1:3, Kolose 1:16 dan Ibrani 1:2 dituliskan bahwa: “… dunia dijadikan melalui Yesus; … segala sesuatu diciptakan melalui Yesus; …melalui dia, Allah telah menjadikan alam semesta..” apakah kata “melalui” (English: Through, Yunani: dia) di ayat-ayat tersebut dapat diartikan bahwa ‘Yesus telah membantu Allah dalam mencipta?’ atau ‘Allah dalam berkarya perlu mendapat bantuan dari Yesus?’

Yesus memang telah diberi kuasa oleh Allah (Matius 28:18, Kisah 2:22) itu sebabnya Allah berkarya melalui Yesus, tetapi peran serta Yesus dalam hal mencipta akan sangat keliru jika semata-mata diartikan bahwa saat itu Yesus sedang membantu Allah Yhwh atau ‘Allah Yhwh harus dibantu oleh Yesus’. Ini sebuah tuduhan dan pemahaman yang tidak tepat, karena seolah akan menuju pada kesimpulan bahwa Allah Sejati (Sang Pencipta Sejati) perlu bantuan dari ciptaanNya.

Allah Yhwh memang telah memberi kuasa alias wewenang kepada Yesus untuk mencipta dan melakukan berbagai pekerjaan besar dan mujizat-mujizat. Allah Yhwh adalah Pemberi atau Sumber kuasa, sedangkan Yesus adalah penerima kuasa. Pemberi kuasa tentu lebih berkuasa dari pada penerima kuasa. Seorang yang sangat kayaraya tentu saja sanggup memberikan sejumlah besar kekayaannya kepada orang lain yang dikehendakinya, Allah (Yhwh) yang Mahakuasa, sebagai Sumber segala kuasa tentu sanggup memberi suatu kuasa luarbiasa kepada siapa saja yang dikehendakiNya.

Dalam karya penciptaan-penciptaan yang bersumber dari Allah dan dilaksanakan melalui Yesus, kala itu Yesus bukan dan tidak sedang dalam rangka membantu Allah!, dan Allah memang tidak perlu dibantu oleh siapapun termasuk Yesus yang adalah ciptaanNya! Tetapi Allah Yhwh berkenan memberi kuasa kepada Yesus untuk mencipta sesuatu dan berkarya besar adalah sebagai bukti bahwa begitu besar kasih Allah kepada Yesus ciptaanNya. Allah benar-benar sangat mengasihi Yesus sehingga Ia berkenan melibatkan Yesus dalam berkarya di dunia.

Yesus adalah permulaan/ awal [Yunani:arkhe] dari ciptaan Allah, Wahyu 3:14. Yesus diciptakan oleh Allah bukan untuk sekedar ada atau pun menjadi ‘pembantu Allah’, tetapi Yesus diciptakan untuk menjadi mahluk kesayangan Allah yang selanjutnya disebut sebagai ‘Anak Allah’. Anak Allah adalah mahluk ciptaan Allah yang sangat dikasihi oleh Allah. Hubungan Allah dengan ciptaan yang dikasihiNya seperti hubungan Bapak dengan anak. Karena sangat disayangi, maka anak (Yesus) senantiasa dijadikan "sekutu"* Bapa (Allah) dalam melaksanakan karya-karya besarNya. Yesus senantiasa dilibatkan dalam setiap pekerjaan-pekerjaan Allah. Melibatkan Yesus dalam pekerjaan-pekerjaan Allah bukan karena Allah butuh bantuan dari Yesus, tetapi hal itu menjadi bukti nyata bahwa Allah Yhwh benar-benar sangat mengasihi dan menghargai keberadaan (eksistensi) Yesus.

Analogi perumpamaan: Sebagai seorang bapak, saya sering memberi tugas, hak kuasa dan wewenang kepada anak saya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Saya sering menyertakan, menyuruh dan melibatkan anak saya dalam kehidupan saya adalah bukan semata-mata karena alasan bahwa saya perlu bantuan dari anak, tidak. Dalam beberapa aspek kehidupan saya, saya bisa dan telah mahir melakukan pekerjaan-pekerjaan terntu seorang diri tanpa perlu bantuan siapapun juga, tetapi mengapa saya sebagai bapak musti memberi kuasa atau wewenang tertentu kepada anak saya untuk melakukan pekerjaan tertentu? Tentu jawabannya adalah: karena saya mengasihi dan menyayangi anak saya sehingga saya akan benar-benar menghargai keberadaannya serta berkenan melibatkannya dalam aspek-aspek kehidupan saya.. Saya berkenan melibatkan anak dalam kehidupan saya karena saya betul-betul mengakui eksistensi bahwa anak itu benar-benar anak saya. Dia bukan seorang patung anak, hiasan hidup atau robot atau sekedar mahluk ciptaan yang tidak berharga, melainkan dia adalah manusia yang sangat berharga, berguna, berharkat martabat dan eksis. Sebagai manusia yang memiliki suatu ego kepribadian dan eksistensi, dia perlu suatu bukti dan kebanggaan harga diri keberadaan dia. Nah, dengan seringnya diberi kepercayaan, diberi kuasa atau wewenang suatu pekerjaan, maka anak saya akan menjadi pribadi yang akan mengenali siapa dirinya, jati dirinya, dan hargadiri, martabat keeksistensiannya menjadi jelas/nyata bahwa dia adalah anak dari bapaknya yang mengasihi dan mengakui eksistensi dirinya. Intinya, seorang bapak yang bijaksana dan mengasihi anaknya pasti akan menjunjung tinggi harkat dan martabat anaknya. Nah, untuk menyatakan dan menghidupkan rasa harga diri dan kebanggaan serta eksistensi dalam pribadi anak tersebut, ia perlu diberi kuasa dan tugas atas suatu pekerjaan-pekerjaan serta dilibatkan di dalam pekerjaan-pekerjaan bapaknya. Semakin banyak seorang anak dilibatkan dan diberi kuasa dalam karya-karya/pekerjaan-pekerjaan bapaknya yang besar, maka artinya semakin besar pula kasih dan kepercayaan sang bapak pada anaknya. Sebaliknya, jika anak tidak dilibatkan dan diberi kuasa kepercayaan dalam karya-karya bapaknya, maka artinya semakin kecil pula kasih seorang bapak pada anaknya tersebut.

Nah, Bapa Yhwh, sebagai Pencipta Sejati yang Maha bijaksana dan sangat mengasihi mahluk-mahluk ciptaanNya, Ia tentu saja tidak hanya menciptakan suatu mahluk hanya untuk tujuan agar mahluk itu sekedar menjadi robot penyembah saja. Tetapi sebagai mahluk ciptaan Allah, yang sangat dikasihi Allah, tentu akan dimuliakan, ditinggikan harkat martabat dan eksistensinya oleh Allah sendiri. Adam dan Hawa, manusia-manusia pertama, ditinggikan martabatnya dengan diberi hak kuasa dan wewenang untuk mengelola seluruh bumi serta beranak cucu menggarap isi bumi (Kejadian 1:28). Hal itu adalah bukan karena Allah perlu bantuan dari manusia untuk mengelola bumi. Tetapi, manusia diberi kuasa untuk menjadi penguasa atas bumi, hal itu adalah karena kasih Allah pada manusia ciptaan-Nya itu. Nah, demikian halnya dengan Yesus, Yesus sebagai mahluk permulaan ciptaan Allah (Wahyu 3:14), Ia telah diberi kuasa dan tugas atau pekerjaan-pekerjaan yang sangat besar oleh Bapanya sebagai bukti nyata bahwa Bapa Yhwh sangat mengasihi, mempercayai, memuliakan serta meninggikan keberadaan Yesus di atas ciptaan-ciptaan yang lainnya.

Seorang bapak yang tidak pernah memberi kuasa atau pekerjaan tertentu pada anaknya, jelas adalah bapak yang sebenarnya tidak menghargai atau tidak mengakui keberadaan (eksistensi) harkat martabat dan kehadiran anaknya tersebut. Bapa Surgawi [Yhwh] adalah Allah yang Mahakasih, artinya adalah Allah yang sangat menghargai dan mengasihi ciptaan-ciptaanNya, itulah sebabnya Ia berkenan menjadi “sekutu”* dalam berkarya bagi mahluk ciptaanNya. Ia tidak berkarya secara single fighter atau one man show, tetapi Ia senantiasa berkenan memberi kepercayaan kuasa dan pekerjaan-pekerjaan besar kepada mahluk ciptaan yang dikasihiNya.

Musa, Elia, Elisa, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan para nabi dan rasul semua telah diberi kuasa dan wewenang yang sangat besar oleh Allah, untuk melakukan karya-karya besar penyelamatan dunia, adalah bukan karena Allah Yhwh perlu bantuan dari para nabi tersebut. Yhwh memberi kuasa kenabian kepada Musa, Elia, Yesaya, dllnya bukan karena Ia butuh pertolongan bantuan dari mahluk-mahluk ciptaan tersebut, tetapi semua itu justru menjadi bukti nyata bahwa Yhwh benar-benar memperlakukan ciptaanNya seperti perlakuan Bapak kepada anaknya. Ia berkenan menjadi "sekutu"* manusia dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah yang sangat besar, ajaib dan mulia. Demikian halnya Yesus, yang juga diberi kuasa sebagai Mesias (utusan yang dilantik oleh Allah), dia juga telah diberi kuasa atas pemerintahan management langit dan bumi (Mat 28:18), serta karya-karya besar termasuk ciptaan sampai penghakiman dunia yang dilaksanakan oleh Allah melalui Yesus, semua itu adalah bukan karena Allah semata-mata perlu bantuan dari Yesus, tetapi Allah Yhwh adalah Allah yang berkenan menjadi ‘sekutu’ bagi ciptaanNya, dengan senantiasa melibatkan dalam berkarya.

Sebagai Pribadi yang Mahakuasa, Allah tidak perlu berkarya dengan gagah perkasa one man show seorang diri tanpa melibatkan ciptaanNya, tetapi karena Ia sangat mengasihi mahluk ciptaanNya, maka Ia senantiasa melibatkan mahluk ciptaanNya itu dalam segala karya-karya besarNya.

Kesimpulan: Yhwh Sang Sumber Kuasa Sejati telah melibatkan atau mengikut sertakan dengan memberi kuasa kepada Yesus untuk mencipta, adalah samasekali bukan karena Yhwh perlu bantuan dari Yesus, tetapi hal itu adalah menjadi bukti nyata bahwa Yhwh sangat mengasihi Yesus, ciptaanNya yang awal itu.

Jika bapak anda tidak pernah melibatkan anda dalam karya-karya hidupnya, itu artinya anda tidaklah diakui atau tidak dihargai keberadaan (eksistensi) anda sebagai anaknya, bukan?

* Note: * "sekutu" = ciptaan kesayangan, mahluk yang diperkenan menjadi rekan perantara (utusan) dalam berkarya.