Monday, June 23, 2008

Yesus, Diciptakan atau Tidak Diciptakan?

Yesus, diciptakan atau tidak diciptakan?

Arkhe = “sumber” atau “permulaan” ?
WAHYU 3:14
“Inilah Firman dari Amin (Yesus), Saksi yang setia dan benar, permulaan (arkhe) dari ciptaan Allah”

Unitarian yakin betul bahwa ayat ini membuktikan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah, sementara kaum Trinitarian berbeda pandang.

Klaim Trinitarian: Kata ‘Permulaan’ dalam Wahyu 3:14 berasal dari bahasa Yunani ‘arkhe’ yang seharusnya diterjemahkan: “Sumber”, karena “arkhe” selain berarti ‘permulaan’ juga bisa berarti ‘kepala’ atau ‘pemerintah’. Kepala merupakan sumber, jadi: Amin saksi yang setia dan benar itu adalah ‘kepala’ atau ‘sumber’ ciptaan Allah. Artinya Yesus bukan ciptaan tapi Yesuslah Allah pencipta yang sejati.

Jawab: Begitu banyak ahli bahasa Yunani yang memahami kata “arkhe” di Wahyu 3:14 sebagai “permulaan” / the beginning. Bahkan para pakar Alkitab penganut Tritunggal pun jelas-jelas menerjemahkan kata “arkhe” sebagai “permulaan” (the beginning) dalam berbagai versi Alkitab mereka, termasuk Lembaga Alkitab Indonesia. Tapi memang ada juga beberapa orang - yang demi mengklaim bukti Yesus Allah – ngotot bahwa “arkhe” di Wahyu 3:14 harus diterjemahkan sebagai “sumber” (source).
Jadi, terjemahan yang manakah yang benar? Permulaan (the beginning) atau Sumber (source)???
Penulis kitab Wahyu adalah Yohanes. Tulisan Yohanes memakai kata “arkhe” cukup banyak di dalam surat-suratnya, dan kesemuanya pada umumnya berarti “permulaan” atau “awal” (menunjuk pada keterangan waktu). Sebagai perbandingan bisa kita lihat pemakaian kata “arkhe” di Yoh 1:1 yang tertulis “en arkhe en ho logos …” yang artinya: “pada mulanya adalah sang firman …” Kita semua sepakat bahwa kata “arkhe” di ayat tersebut diterjemahkan dengan tepat sebagai “mulanya” (awalnya). Dan tampaknya tidak seorangpun sarjana Alkitab, yang paham bahasa Yunani, yang akan menerjemahkan “arkhe” di Yoh 1:1 sebagai “sumbernya”.
Nah, kata “mulanya” pada Yoh 1:1 dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar ‘mula’. Demikian pula kata “permulaan” pada Wahyu 3:14 berasal dari kata dasar “mula”. Jadi “arkhe” baik di Yoh 1:1 maupun Wahyu 3:14 sama-sama menunjuk pada keterangan waktu “mula” (the beginning). Samasekali bukan berasal dari kata “sumber”.
Jika penganut Tritunggal setuju dengan terjemahan “arkhe” pada Yoh 1:1 sebagai “mulanya”, maka akan tampak tidak jujur jika mereka kemudian kekeuh memaksa menerjemahkan kata “arkhe” pada Wahyu 3:14 sebagai “sumbernya”, dalam rangka untuk membenarkan paham “Yesus Allah sejati” dan guna menghilangkan kesan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah.
Berikut beberapa contoh tulisan-tulisan Yohanes di ayat-ayat selain Wahyu 3:14 yang menggunakan kata “arkhe” yang berarti “mulanya” (permulaan, the beginning, menunjuk keterangan waktu):
1.“Pada mulanya (arkhe) adalah firman ..” Yoh 1:1
2.“Hal itu dibuat Yesus di Kana Galilea, sebagai yang pertama [mula-mula/awal] (arkhe) dari tanda-tandanya..” Yoh 2:11.
3.“..,karena kamu dari semula (arkhe) bersama-sama aku” Yoh 15:27
4.“Apa yang telah ada sejak semula (arkhe)” 1Yoh 1:1
5.“..perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya (arkhe)” 1Yoh 2:7
6.“..karena kamu telah mengenal Dia, yang dari mulanya (arkhe) ..” 1Yoh 2:13
7.“…yang ada dari mulanya (arkhe) 1Yoh 2:14
8.“..apa yang telah kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 1Yoh 2:24
9.“..sebab iblis berbuat dosa dari mulanya (arkhe) 1Yoh 3:8
10.“..berita yang kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 1 Yoh 3:11
11.“..menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya (arkhe) 2Yoh 5
12.“..sebagaimana kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 2Yoh 6

Jelas kata “arkhe” di ayat-ayat tulisan Yohanes tersebut berarti “mulanya” atau “the beginning” (keterangan waktu) dan samasekali tidak ada yang berarti sumber, maka akan terlalu sembrono jika penganut Tritunggal - demi berupaya keras menegakkan doktrinya - kemudian memaksa menerjemahkan “arkhe” di Wahyu 3:14 sebagai “sumber”!



Qanah = “memiliki” atau “menciptakan” ? AMSAL 8: 22, 23, 25, 26, 30

“Yahweh telah MENCIPTAKAN aku (hikmat, Yesus bergelar “hikmat” – 1Kor 1:24) sebagai PERMULAAN PEKERJAANNYA, sebagai perbuatanNya yang PERTAMA dahulu kala. .. Pada zaman purbakala, aku (pra-eksistensi Yesus) DIBENTUK, sebelum bumi ada. Sebelum samudera ..gunung-gunung, bukit-bukit ada, Aku (praeksistensi Yesus) telah LAHIR, sebelum Ia (Yahweh) membuat bumi … Aku (praeksistensi Yesus) ada sertanya sebagai ANAK KESAYANGANNYA”

Unitarian yakin, di Amsal 8:22, jika dihubungkan pada Yesus, jelas merupakan bukti Alkitabiah bahwa Yesus (praeksistensinya) adalah CIPTAAN ALLAH. Tetapi kaum Trinitarian membantahnya dengan berdalih bahwa di ayat tersebut tidak ada kata yang berarti “menciptakan”.

Klaim Trinitarian: Kata “menciptakan” (Ibrani: qanah) pada ayat 22 tersebut tidak benar. Kata “qanah” harus diartikan sebagai “memiliki” dan bukan “mencipta”! Artinya musti dipahami sebagai: Yahweh MEMILIKI Yesus, BUKAN MENCIPTAKAN Yesus!

Jawab: Kalau Trinitarian mengklaim bahwa kata “menciptakan” di ayat 22 tersebut salah, lalu bagaimana dengan terjemahan pada frase: “Permulaan pekerjaannya (ayat 22)”; “Perbuatannya yang pertama dahulu kala”; “Aku DIBENTUK (ayat 23)”; “sebelum gunung-gunung ada, aku [praeksistensi Yesus] TELAH LAHIR(1) (ayat 24,25) sebelum Ia [Yahweh] membuat dataran bumi (ayat 26)”; sebagai Anak(2) kesayanganNya (ayat 30)”. Dari ayat-ayat tersebut jelas sekali bisa kita pahami bahwa Yesus (sang hikmat) adalah: CIPTAAN / HASIL KERJA[PERBUATAN] ALLAH / DIBENTUK / DILAHIRKAN /DIPERANAKKAN.
CATATAN: 1) Istilah “lahir” dalam Alkitab mengacu pada arti “diciptaan”, bdkn: Mazmur 90:1-2 “..gunung-gunung DILAHIRKAN”. Gunung dilahirkan = gunung diciptakan / dibuat!
2) Istilah “Anak” (mengandung arti ‘diperanakkan’) juga mengacu pada makna “diciptakan”, bdkn: Mazmur 90:1-2 “..bumi dan dunia DIPERANAKKAN..”. Bumi dan dunia diperanakkan = diciptakan / dibuat!

Nah, jelas sekali Amsal 8 ayat 22 – 30 banyak berbicara tentang praeksistensi Yesus sebagai mahluk ciptaan Yahweh, yang juga diistilahkan “lahir” , “dibentuk”, “permulaan pekerjaan Yahweh”, “perbuatan Yahweh yang pertama” dan “anak kesayangan” (diperanakkan).
Lantas apakah terjemahan ayat 22-30 (yang membuktikan akurat bahwa “hikmat”[praeksistensi Yesus] sebagai ciptaan dan ‘hasil pekerjaan/karya Yahweh yang pertama’) tersebut salah semua??? Bukankah sangat jelas dari ikatan kalimat pada rangkaian ayat 22-30 tersebut dapat dipahami bahwa Sang hikmat (praeksistensi Yesus) adalah HASIL KARYA atau CIPTAAN atau PEKERJAAN YANG PERTAMA dari Bapa (Yahweh). Artinya jelas ‘sang hikmat’ [praeksistensi Yesus] adalah mahluk ciptaan/buatan/HASIL KARYA Yahweh. Sekalipun “qanah” di ayat 22a oleh kaum Trinitarian mau tetap mati-matian ngotot diartikan sebagai “memiliki”, hal itu tentu tidak bisa lari dari ayat 22b – 30-nya yang tegas membuktikan bahwa Sang Hikmat (praeksistensi Yesus) itu jelas-jelas “PERMULAAN PEKERJAAN ALLAH”,“DIBENTUK”, yang artinya = diciptakan!
Kemudian kalau kaum Trinitarian mengklaim bahwa kata “qanah” tidak tepat diartikan sebagai “mencipta”, klaim tersebut adalah suatu dusta besar! Kata “qanah” dalam Alkitab jelas juga memiliki arti “menciptakan”. Hal itu bisa kita simak dari contoh beberapa ayat berikut:
Kej 14:19, 22 : “.. Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, PENCIPTA (qanah) langit dan bumi, … kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: Aku bersumpah demi Yahweh, Allah Yang Mahatinggi, PENCIPTA (qanah) langit dan bumi”.
Kata Ibrani “qanah” memang juga bisa berarti “memiliki / memperoleh”, namun, dari ayat-ayat tersebut (+ juga menurut kamus Ibrani) bisa dipahami bahwa dalam bahasa Ibrani bukan hanya kata “bara” saja yang berarti mencipta, kata “qanah” terbukti akurat: juga bermakna arti “mencipta”! Tetapi, sekali lagi, andaikata kaum Trinitarian masih mau ngotot berkata bahwa “qanah” di Amsal 8:22 harus diartikan “memiliki/memperoleh”, klaim tersebut tidak bisa lepas dari rangkaian ayat 23-30nya yang mengungkap jelas bahwa ‘sang hikmat’ adalah: HASIL KARYA / PEKERJAAN ALLAH YANG PERTAMA-TAMA, DIBENTUK (DICIPTAKAN) OLEH ALLAH!

Kesimpulan: Wahyu 3:14 dan Amsal 8:22-30 adalah ayat-ayat yang semakin kokoh menguatkan fakta-fakta Alkitabiah bahwa Yesus bukanlah Allah sejati. Sebaliknya ayat-ayat tersebut menjadi bukti akurat bahwa secara Alkitabiah Yesus adalah CIPTAAN ALLAH!

Sunday, June 22, 2008

Good News!

Info terbaru: Puji Tuhan, kini di seluruh Nusantara semakin banyak orang-orang Kristen yang telah insyaf meninggalkan doktrin Trinitas yang tidak Alkitabiah. Ada pendeta-pendeta gereja tertentu, aktivis-aktivis gereja, ada perwira polisi, ada pejabat institusi, ada mahasiswa, serta banyak masyarakat umum. Mereka banyak mengirim berita kepada saya, dari berbagai wilayah di Nusantara, berbagai kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Irian dan Bali. Haleluyah! “INILAH HIDUP YANG KEKAL ITU, MENGENAL BAPA SATU-SATUNYA ALLAH YANG BENAR, DAN MENGENAL YESUS YANG DIUTUS ALLAH” – Yohanes 17:3

TERNYATA BAMBANG NOORSENA ADALAH SAKSI DUSTA

Tanggapan atas Sesumbar Bambang Noorsena
(Edisi Revisi, lebih tajam)

Ternyata Bambang Noorsena adalah Saksi Dusta

Pengantar: Oleh karena tulisan berjudul "Tanggapan atas Sesumbar Bambang Noorsena" yang saya posting tanggal 27 April 2008 lalu ternyata mendapat respon-respon positif dari berbagai pihak kristen berbagai sekte yang ternyata juga tidak simpati terhadap sepak terjang Bambang Noorsena, maka sebagai apresiasi serta ekspresi pikiran bebas saya, saya ingin memberikan revisinya, lebih tajam lagi. Sebagai berikut:

Di cover belakang bukunya tertulis: Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, Ojo Goblok! Bambang Noorsena Spesialis penyembuh penyakit pikiran, pengamat hubungan antaragama dan pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Sementara di cover depannya tertulis judulnya: SEKTE UNITARIAN BUKAN KRISTEN TAUHID Oleh: Bambang Noorsena, SH, MA. Setelah saya baca buku tipis 40 halaman itu, saya tersenyum sendiri sambil bergumam: “He..he..he.., nekad benar orang ini”. Kenapa saya anggap dia nekad? Berikut sekilas infonya:

Pada Tanggal 8 April 2008, Saya (Frans Donald) beserta Tim Unitarian (Benny Irawan, Oktino Irawan dan Tirto Sujoko) hadir di acara ISCS di Gedung Keuskupan Surabaya. Pembicara saat itu adalah Benny Irawan (Unitarian) dan Bambang Noorsena (Trinitarian, Ortodoks Syria).
Saya hanya akan menanggapi sedikit saja sesuatu hal yang menarik dan cukup mengejutkan terjadi ditengah-tengah acara itu, yaitu salah satu pernyataan “sesumbar / tantangan” dari Bambang Noorsena. Sambil menunjukkan buku tulisannya yang berjudul SEKTE UNITARIAN BUKAN KRISTEN TAUHID (buku yang diterbitkan untuk menyerang Unitarian), Bambang Noorsena berkata-kata di depan banyak orang yang hadir kala itu, kira-kira demikian:

“Kalau ada tulisan saya yang salah, silahkan saya dituntut! Tuntutlah saya dengan pasal pencemaran nama baik!”

Nah, hal yang sedikit mengejutkan saya hari itu adalah berkenaan dengan pernyataan Bambang tersebut. Saya terkejutnya adalah karena setelah saya baca buku karya Bambang setelah acara malam tersebut (buku: SEKTE UNITARIAN BUKAN KRISTEN TAUHID), ternyata buku itu isinya memang benar-benar mengandung “Pencemaran Nama Baik” serta “Kebohongan Publik”, sementara beberapa jam sebelumnya saya mendengar sesumbarnya menantang kami untuk menuntut jika ada tulisannya yang salah. He..he..he.. Saya agak heran. Padahal Bambang Noorsena adalah seorang yang bergelar “SH” alias Sarjana Hukum, bahkan pernah saya dengar dia adalah juga Dosen di salah satu universitas, serta juga mengaku-ngaku sebagai Intelektual Kristen. Sarjana Hukum (ahli Hukum yang tentunya wajib menegakkan kebenaran), Dosen dan Intelektual Kristen, kok nekad berani mempermalukan (merusak citra) dirinya sendiri dengan berbohong dan sesumbar begitu, ya? Apa jadinya bangsa kita jika memiliki Sarjana Hukum dan Dosen yang berakhlak buruk dan memalukan seperti itu? (Silahkan pembaca renungkan).
Apa saja “Kebohongan/penipuan Publik” dan “Pencemaran Nama Baik” yang nyata-nyata telah dilakukan Bambang Noorsena melalui bukunya yang berjudul: SEKTE UNITARIAN BUKAN KRISTEN TAUHID tersebut?
Cukup banyak kandungan fitnah dan penipuannya, saya tidak akan membahas seluruhnya, tetapi di antaranya misalnya:

1.Dalam buku yang tampaknya diterbitkan dengan tujuan khusus untuk menyerang Unitarian (yaitu Saya dan rekan-rekan saya) itu, Bambang Noorsena menuliskan:

Malahan, ketika seorang rekan menyodorkan buku Frans Donald, Allah dalam alkitab dan AlQur’an: Sesembahan yang Sama atau Berbeda, saya hanya mengirimkan SMS yang membodoh-bodohkan mereka. Kalau bukan begitu, lalu dengan kata apa lagi yang tepat? Mungkin saja Donald merasa terpukul dengan “bahasa Jawa Timuran” saya, dan balas mengkritik saya dan menyebut saya “kemaki”. …” (Hal.15, Unitarian Bukan Kristen Tauhid, tulisan Bambang Noorsena, 2008).

Bambang Noorsena, Sarjana Hukum (yang seharusnya wajib menjunjung tinggi kebenaran dan hukum), mengatakan bahwa Saya (Frans Donald) membalas mengkritik dan menyebut Bambang Noorsena “kemaki”. Padahal saya tidak pernah membalas SMS Bambang Noorsena tersebut dengan mengatai Bambang Noorsena “kemaki”. Pernyataan Bambang Noorsena dalam hal ini jelas-jelas adalah FITNAH dan PENIPUAN Publik!

2. Bambang Noorsena juga menuliskan:

“…mereka (Unitarian, maksudnya Pdt. Tjahjadi Nugroho, Frans Donald dan rekan-rekannya) reaksi dengan menggelar seminar yang menghadirkan Rm. Tom Jacobs, Rm. Banawiratma, Hortensius F. Mandaru dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), dan Nugroho sendiri, di Semarang, 28 April 2007. Tujuan seminar itu jelas, untuk mencari dukungan para ahli seolah-olah membenarkan ajaran mereka. Hal itu tampak dari pertanyaan “menggiring” pewawancara, Hanna Lie, salah satu penganut ajaran Unitarian yang menjadi wartawan Crescendo.” (Hal.15, Unitarian Bukan Kristen Tauhid, karya Bambang Noorsena).

Tulisan Bambang Noorsena, Sarjana Hukum, tersebut jelas nyata-nyata sebagai suatu upaya pemelintiran (Penipuan Publik) atas fakta kejadian peristiwa (suatu sejarah) yang terjadi di tahun 2007 yang lalu. Bambang Noorsena telah memberikan informasi palsu (saksi dusta) kepada publik / masyarakat yang membaca bukunya, di antaranya:

1.Bambang Noorsena menuliskan bahwa acara seminar pada 28 April 2007 di Semarang, yang menggelar (mengadakan) adalah Unitarian (maksudnya: Pdt Tjahjadi Nugroho dan kawan-kawan saya sesame Unitarian), padahal kenyataannya jelas-jelas acara tersebut samasekali tidak digelar atas kemauan atau inisiatif sedikitpun dari Pdt. Tjahjadi Nugroho atau pun rekan-rekan saya sesama unitarian. Pernyataan Bambang Noorsena Ini jelas dusta alias “Penipuan kepada Publik”! Sangat banyak orang saksi yang tahu betul bahwa penyelenggara seminar tersebut adalah Majalah Lintas Denominasi Crescendo serta Yayasan Gema Kasih (yayasan Kristen yang sepengetahuan saya justru merupakan orang-orang yang menganut paham Trinitas) dan penyelenggaraan seminar 28 april 2007 itu tidak ada sama sekali campur tangan dari pihak kami (Unitarian).

2.Bambang Noorsena menuliskan juga bahwa seminar 28 April 2007 di Semarang ketika itu menghadirkan Nugroho (sebagai salah satu nara sumber). Ini nyata-nyata merupakan dusta atau Penipuan Publik! Pdt. Tjahjadi Nugroho saat seminar itu sama sekali tidak hadir, karena pak Nugroho memang bukan sebagai Pembicara saat itu. Nara sumber yang dihadirkan ketika itu ada 4 orang, yaitu: Romo Tom Jacobs, SJ, Profesor JB. Banawiratma, Hortensius F M, SSL dari L.A.I dan Pdt. Drie S Brotosudarmo, M.Th.

3.Bambang Noorsena menuliskan pula: Tujuan seminar itu jelas untuk mencari dukungan para ahli seolah-olah membenarkan ajaran mereka (ajaran Unitarian). Pernyataan ini juga jelas penuh dusta alias “Penipuan kepada Publik”. Karena banyak orang saksi yang tahu betul bahwa penyelenggara seminar tersebut adalah Majalah Lintas Denominasi Crescendo serta Yayasan Gema Kasih (yayasan Kristen yang sepengetahuan saya justru merupakan orang-orang yang menganut paham Trinitas). Tujuan acara itu nyata-nyata bukanlah sebagaimana fitnahan Bambang Noorsena terhadap kami (Unitarian) tersebut!

4.Di situ Bambang Noorsena menuliskan pula bahwa Hana Lie adalah salah satu penganut ajaran Unitarian yang menjadi wartawan Crescendo. Ini juga merupakan penyaksian yang dusta. Hanna Lie ketika itu adalah redaktur Crescendo dan bukan orang yang berorganisasi atau pun tergabung dalam jajaran Kristen Tauhid atau Unitarian Indonesia.

Hal-hal di atas adalah beberapa contoh bukti nyata dan akurat perihal kebohongan/penipuan Publik (Saksi Dusta) yang telah dilakukan oleh Bambang Noorsena. Dan di buku karya Bambang Noorsena tersebut masih ada lagi fitnahan ngawur terhadap Pdt. Tjahjadi Nugroho (yang menjabat ketua Asosiasi Pendeta Indonesia) serta juga mengandung pemelintiran-pemelintiran lain berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh Romo Tom Jacobs mau pun Profesor Banawiratma dalam seminar di Semarang tersebut, guna seolah-olah membenarkan argumen-argumen Bambang. Tragis!
Salah satunya, kesan yang muncul dari tulisan Bambang tersebut seolah-olah Romo Tom Jacobs sebenarnya percaya bahwa Yesus itu Allah tetapi oleh pewawancara digiring agar Romo Tom mendukung pikiran pewawancara. Ini adalah fitnah, saya tahu betul pewawancara (Hanna Lie) bukanlah anggota Unitarian / Kristen Tauhid, Hanna Lie dalam wawancaranya sama sekali tidak bermaksud menggiring Romo Tom agar mengeluarkan statement yang menolak rumusan Trinitas. Saya punya bukti akurat berupa CD* dan wawancara Tom Jacobs yang tegas terang-terangan menolak rumusan doktrin Trinitas. Beberapa di antaranya, Tom Jacobs berkata:
“Sejak tahun 1974 sampai sekarang saya sudah tidak percaya bahwa Yesus itu Allah; Saya lebih kristiani sejak percaya bahwa Yesus itu bukan Allah dari pada sebelumnya. Yang benar ya Bapa itu Allah, Yesus itu jalan menuju Allah”. Serta pernyataan-pernyataan lain yang jelas sekali di mana Romo Tom menolak tegas rumusan-rumusan doktrin Trinitas!
Pendapat Saya, buku Unitarian Bukan Kristen Tauhid yang berisi fitnah, pencemaran dan penipuan publik tersebut sepertinya hanyalah berisi ungkapan-ungkapan sentiment pribadi Bambang Noorsena terhadap kami, entah mengapa dia begitu terkesan “kebakaran jenggot” atas keberadaan kami (Unitarian), saya tidak tahu pastinya. Tapi, kami, yang telah difitnah dan dicemarkan oleh Bambang Noorsena, merasa belum perlu menuntut “kejahatan” Bambang Noorsena tersebut sebagaimana sesumbarnya: “Tuntutlah saya kalau ada tulisan yang salah, dengan tuntutan pencemaran nama baik!”. Yang saya rasa lebih penting adalah kiranya publik, yang bisa berpikir lurus dan jujur di hadapan Tuhan, mengetahui mana yang benar dan mana yang dusta. Dan himbauan saya bagi antek-anteknya Noorsena, yang sering mengirim SMS gelap pada saya, sebaiknya anda semua camkan bahwa jika selama ini anda-anda begitu menyanjung-sanjung Noorsena serta mudah percaya dengan cerita-cerita tentang sejarah-sejarah doktrin gereja versi Noorsena, kini saatnya anda-anda pikirkan kembali, yaitu Haruskah Anda Percaya Bambang Noorsena yang sering mengaku sebagai peneliti dan intelektual Kristen, sementara terbukti nyata-nyata saat menganalisa / meneliti peristiwa sejarah di Indonesia yang baru terjadi 1 tahun berlalu dan masih hangat saja Noorsena terbukti jelas-jelas ngawur + fitnah + berani nekad terang-terangan menipu pada khalayak ramai, apalagi ketika Noorsena bicara sejarah-sejarah ribuan tahun yang silam, patut dipikirkan ulang. Demi kepentingan pribadi / golongannya, maka sangat mungkin Noorsena bisa jadi akan lebih berani lagi untuk mengubah sejarah dan memutar balikkan fakta-fakta! Sejarah yang baru, masih hangat, serta saksi-saksi hidup masih ada saja berani dipalsukan, apalagi sejarah yang terjadi nun jauh di sana di masa ribuan tahun yang silam di mana saksi-saksi hidup sudah tidak ada sama sekali! Ingatlah bahwa tentang Saksi Dusta Alkitab bersaksi:
“Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta …, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, … seorang saksi dusta yang menyemburkan kebohongan …” Amsal 6:16-19
“Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah saksi dusta.” Amsal 14:5
“Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman..” Amsal 19:5
Iblis adalah Bapa para pendusta (Yoh 8:44), jadi seorang Saksi Dusta = anak Iblis! Camkanlah semua itu.
Terimakasih.

(Frans Donald, kontak telp. 081 7971 9991)

*Note: Bagi yang berminat copyan CD Seminar Romo Tom Jacobs, yang berisi statemen terang-terangan beliau menolak rumusan Trinitas dan tidak percaya Yesus Allah, silakan hubungi saya.