Tuesday, May 8, 2007

Kristen Tauhid


"Saya beragama Tauhid" (Frans Donald)
(Makalah Bedah Buku bersama Gus Mus di IAIN Walisongo Semarang, 25 April 2007)

Assalamu'alaikum. Salam sejahtera untuk kita semua.
Alhamdullilah, haleluyah, puji Tuhan. Pada kesempatan ini kita bisa bersama-sama berbagi hati dan pikiran, dalam acara bedah buku dan seminar yang telah diprakarsai, dirintis, 'diperjuangkan' dan diadakan oleh sobat-sobat "para pendekar" dari IAIN Walisongo, Semarang. Ucapan Syukur dan terimakasih sangat layak kita sampaikan pada Allah yang Mahabesar atas terselenggaranya acara ini.
Sebagai Pengantar sebelum "pembedahan buku" yang telah saya tulis, seperti yang telah saya coba tuangkan sebagian pikiran-pikiran saya dalam buku ALLAH DALAM ALKITAB DAN AL QUR'AN, yang masih jauh dari sempurna itu, untuk mengkaji persahabatan Islam-Kristen secara teologis. Maka pada kesempatan ini, di depan para pemikir dan akademisi serta orang-orang yang meminati wacana ini, sebelum 'membedah' buku saya, saya ingin mencoba berbagi pikiran lebih jauh atau lebih blak-blakan lagi tentang pemahaman-pemahaman saya (sebagai seorang Kristen Monotheis/Tauhid) terhadap Al Qur'an dan 'Islam'.
Hasrat penulisan buku ALLAH DALAM ALKITAB DAN AL QUR'AN adalah ingin menginspirasi semangat 'perdamaian bangsa' melalui perdamaian agama yang bukan cuma berbicara berdasar wacana-wacana sosial [soal gotongroyong/penanggulangan bencana bersama, dll.] seperti yang mungkin sudah sering dilakukan pada dialog/kegiatan lintas agama pada umumnya, dimana tidaklah menyentuh langsung hal-hal yang bersifat teologis [karena sering dipandang bahwa dari sisi teologi Islam sangat berbeda dengan Kristen]. Tetapi, pada kajian ini, justru ingin mengajak saudara-saudari Islam-Kristen untuk sekiranya bisa betul-betul bergandengan tangan, betul-betul bersahabat "romantis dan intim" dengan didasari oleh pemahaman teologi yang selaras dalam hal hakikat. Terutama menjawab pertanyaan-pertanyaan Islam dan Kristen yang sangat mendasar: "Sama Atau Bedakah Allah dalam Alkitab dan Al Qur'an?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu musti dikaji secara seksama berdasar kedua kitab suci tersebut, Alkitab dan Al Qur'an.
Alkitab berisi injil [Yunani: euagelion] yang artinya kabar baik atau kabar gembira dari Allah, yang ditulis melalui kesaksian-kesaksian para rasul dan murid-murid Yesus. Dan Al Qur'an, The Holly Koran [sebuah kitab bacaan yang baik dan benar], ternyata juga berisi "Kabar Gembira" [Good News] dari Allah yang disampaikan melalui Rohul Kudus, sebagaimana tertulis:
… Kami turunkan kepadamu Kitab yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu, petunjuk, rahmat dan Kabar Gembira bagi orang-orang yang berserah diri (An Nahl QS 16:89)
Katakanlah, “Yang menurunkannya adalah Ruhulqudus dari Tuhanmu dengan benar supaya meneguhkan hati orang-orang yang beriman dan sebagai petunjuk serta Kabar Gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (An Nahl QS 16:102)
… Inilah ayat-ayat Al Qur’an dan kitab yang menerangkan, petunjuk dan Kabar Gembira bagi orang-orang yang beriman (An Naml QS 27:1,2)
Jadi sebenarnya [menurut saya] sudah sangat jelas sekali – tidak perlu musti dijelaskan dulu dengan ilmu tafsir teologi atau filsafat yang muluk-muluk ataupun teori yang muter-muter -, bahwa keduanya, Injil dan Al Qur’an adalah Kabar Gembira dari Allah melalui malaikat-Nya [Rohul Kudus] kepada para nabi dan rosul untuk disampaikan kepada semua umat manusia, kepada segala suku bangsa dan segala bahasa. Sebuah pemahaman yang sederhana, sangat berdasar, singkat, padat dan jelas! Dan kita patut meyakini pula, jika Allah bersaksi untuk senantiasa memelihara dan menjaga ayat-ayatnya (Al Hijr Qs 15:9) "Langit dan bumi akan berlalu tetapi Firman Allah akan tetap terpelihara" (Matius 24:35), maka dari itu Taurat-Zabur-Injil dan Al Qur'an tentu benar-benar akan terus terpelihara pula sepanjang zaman!
Sebagai seorang Kristen (dalam arti pengikut ajaran Isa/Yesus), saya meyakini bahwa ajaran yang disampaikan oleh Yesus adalah ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan untuk golongan bangsa atau ras tertentu saja. Hal ini dituliskan dalam Alkitab (1Yohanes2:2; Kolose 3:11). Yesus Kristus (Isa Almasih) adalah untuk seluruh mahluk hidup di seluruh dunia. Nah! demikian juga saya sebagai seorang Kristen (pengikut Yesus) juga meyakini bahwa Al Qur'an sebagai kitab suci dan Islam sebagai agama (dien), 'tercipta' bukan hanya untuk golongan tertentu saja, tetapi untuk seluruh dunia yang ingin selamat (Ali Imran 19: "Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam"; 85: "Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima").
Tulisan ini akan mencoba memaparkan pemikiran-pemikiran saya. Namun, semua pikiran-pikiran tentu sah untuk dikaji dan diuji, boleh diragukan, dipercayai atau disangsikan, bahkan kalaupun ada yang menganggapnya sebagai "sesat", itu wajar-wajar saja. Setiap orang bebas untuk berpikir.
Nah, jika saya telah memahami hakikat Al Qur'an dan Injil adalah sebagai kitab "Kabar Gembira" yang disampaikan oleh Rohul Kudus. Kini sejauh mana Kabar Gembira itu dapat menjadi bagian kita bersama?
I. Keterbukaan konsep "Islam"
Al Qur'an mencatat bahwa konsep "islam" tidak hanya dikenakan kepada agama dan tradisi yang muncul setelah nabi Muhammad.
a. Ibrahim dan Keturunannya
Nabi Ibrahim (Abraham), Yakub dan sanak keluarganya yang sudah ada jauh sekali sebelum zaman Muhammad, mereka semua disebut sebagai Islam. "Ingatlah ketika Tuhannya berfirman kepadanya, "Islamlah!" Ibrahim menjawab, "Saya telah Islam kepada Tuhan semesta alam". Dan Ibrahim telah mewasiatkan keislaman itu kepada anak-anaknya, dan demikian pula Yakub. …. "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail, Ishak, yaitu Tuhan Yang Esa dan kami hanya Islam kepada-Nya" (Al Baqarah QS 2:131-133).
b. Pengikut Yesus [Isa Almasih]
Para pengikut dan sahabat-sahabat Yesus yang sejati (Nasrani, Kristen sejati - Hawariyun) disebut Islam [muslimun] "Dan ingatlah ketika Aku ilhamkan kepada hawariyin [pengikut Isa] agar mereka beriman kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku! Mereka menjawab "Kami telah beriman dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim" (Al Maidah QS 5:111), "… Hawariyin [sahabat-sahabat Isa] menjawab, "kamilah penolong-penolong agama Allah. Kami telah beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslim" (Ali Imran QS 3:52).
II.Golongan Orang-Orang Yang Selamat
Berdasarkan salah satu catatan Hadits Ibnu Majah, Yahudi akan pecah menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga, yang 70 lainnya masuk neraka. Kristen pengikut Yesus akan pecah menjadi 72 golongan, satu golongan masuk surga, yang 71 lainnya masuk neraka. Islam pengikut Muhammad akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga, yang 72 lainnya masuk neraka. Mereka yang masuk sorga adalah yang menjalankan sunatullah, perintah Allah.
Hadits tersebut bersesuaian dengan surat Al Maidah 69 [=Al Baqarah 62]: “sesungguhnya orang-orang beriman, baik orang–orang Yahudi, orang-orang Sabiin, dan orang-orang Nasrani [Kristen/pengikut Yesus], BARANG SIAPA yang beriman kepada Allah, kepada hari akhir dan berbuat kebajikan, maka akan masuk surga semua, tidak perlu ragu”.
Penjelasan hadits dan ayat Al Qur'an diatas berkesesuaian juga dengan Alkitab, "Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuan, Tuan! akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan perintah Allah[sunatullah]" (Matius 7:21)
Dari sumber yang patut dihormati yaitu Hadits Shahih Muslim jilid 1 ayat 9: Islam/aslama artinya berserah diri [pasrah], taat sepenuh hati kepada Allah, selamat damai sejahtera. Kepasrahan [ke-islam-an] adalah bersifat Universal, dengan demikian ke-islam-an adalah milik seluruh dunia, tanpa membedakan golongan keagamaan, suku, bangsa dan bahasa. Hanya Allah yang berhak menilai siapa yang benar-benar Islam[aslama] di hadapan-Nya, dan siapa yang cuma Islam dihadapan manusia saja.
III.Tuhan dan Agama Yang Tauhid [Monotheis]
Tuhan yang satu. Berdasar pemahaman dari surat Al Ankabut QS 29:46 "Dan janganlah kamu berbantah dengan Ahli Kitab melainkan dengan yang lebih baik, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka dan katakanlah:Kami telah beriman kepada yang diturunkan kepada kami (Al Qur'an) dan yang diturunkan kepada kamu (Taurat dan Injil). Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri". Dinyatakan bahwa Tuhan para Ahlul kitab [Nasrani dan Yahudi] dan pengikut Muhammad adalah Tuhan yang satu dan sama. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Alkitab "Adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar, Ia adalah juga Allah bangsa-bangsa lain" (Roma 3:29).
Agama yang satu. Menurut Hadits Shahih Bukhari 1501: Semua nabi [termasuk Yesus dan Muhammad] agamanya adalah satu. Demikian tertulis: Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya yang lebih dekat dengan Isa anak Maryam di dunia dan di akhirat. Semua nabi-nabi itu bersaudara karena seketurunan. Ibunya berlainan sedang agamanya satu". Dengan demikian maka arti ‘beragama Tauhid’ jelas sekali bukan organisasi, apalagi cuma sekedar syariat (tradisi). Pengikut Yesus yang sejati dan pengikut Muhammad yang sejati pada dasarnya agamanya adalah satu, yaitu agama Tauhid[Monotheis].
Semua adalah Saudara dalam agama Tauhid
Dari sumber pertimbangan dan ayat-ayat kitab suci di atas tadi, saya yakin, bahwa dalam hal esensi kitab suci agama-agama Ibrahimik sebenarnya tidak menekankan istilah agama Yahudi, agama Kristen, agama Islam, seolah ada tiga agama yang berbeda, yang ada adalah Agama Tauhid [monotheis] yang di dalamnya terdiri dari berbagai bangsa di seluruh muka bumi termasuk orang Yahudi, orang Nasrani, orang Arab dan orang-orang bangsa lainnya!
Ketauhidan bersifat Universal. Islam bisa disebut sebagai Tauhid, demikian juga agama orang Yahudi dan Nasrani yang benar-benar mengesakan Allah/monotheis tentu bisa pula disebut sebagai tauhid. Namun, sebagai analogi: janganlah kita meniru kefanatikan dan keanehan beberapa 'orang Jakarta' yang sering banyak di antara mereka tidak mau disebut sebagai 'orang Jawa'. Beberapa teman saya di Jakarta suka bilang "gue bukan orang Jawa" padahal notabene Jakarta adalah jelas bagian dari pulau Jawa! Lucu dan aneh sekali bukan ketika orang Jakarta tidak mau disebut sebagai orang Jawa? Demikian juga, jangan sampai golongan Yahudi atau Nasrani [yang monotheis] tidak mau disebut tauhid, karena sebenarnya 'agama Tauhid' tentu bisa disebutkan bagi siapa saja yang mengesakan Allah, termasuk Yahudi dan Nasrani [yang monotheis]. Juga tentu tidaklah patut misalnya jika ada yang dengan subyektif mau mengklaim bahwa bangsa Arab lebih 'tauhid' dari golongan Yahudi atau Nasrani, karena ketauhidan jelas bukan soal bahasa dan bangsa, bukan?
Kalaupun, memang pada kenyataannya, saat ini terdapat "perpecahan", bahkan mungkin "pertengkaran" di antara saudara-saudara sesama Tauhid, saya yakin bukanlah hal ini yang diharapkan oleh para nabi. Perpecahan tersebut hanyalah masalah kepentingan golongan. Sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur'an dan Alkitab berikut:
"Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan [agama]nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka masing-masing" (Al-Mu'minun QS 23:53). "Sesungguhnya dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu[demi kepentingannya]" (Yeremia 6:13).
Ayat-ayat tersebut menyatakan adanya pengikut-pengikut Nabi dan pengajar-pengajar agama yang telah berbelok dan memecah belah agama. Sebagai seorang kristen, saya sangat paham bahwa sepeninggal Rasul-rasul yang hidup sezaman dengan Yesus Kristus kekristenan menjadi agama Negara yang penuh kepentingan politik, dikendalikan oleh kekuasaan dan dogma-dogma ciptaan manusia. Beberapa contoh perdebatan dalam gereja seperti: Doktrin Trinitas yang menjadikan Yesus sebagai Allah Sejati, hierarki Gereja, otoritas Gereja, Natal pada tanggal 25 Desember, Paskah(Easter) dan lain-lainnya yang semuanya membutuhkan dialog-dialog dan pemikiran ulang yang tentunya harus memiliki dukungan dari teks-teks Alkitab. Saya menduga bahwa hal yang sama mungkin saja terjadi juga pada agama lain seperti Islam dan Yahudi.
Seorang Penulis mengatakan, Sejarah Muhammad tragis. Setelah Muhammad wafat, banyak umat Islam mengikuti pemimpin-pemimpin yang tidak adil dan tidak taat beragama. Khalifah-khalifah yang belakangan tersebut mengubah agama agar sesuai dengan keinginan mereka (Thomas McElwain, Islam In The Bible/ Bacalah Bibel, hal.20).
Karena berbagai-bagai kepentingan kotak agama kekuasaan buatan manusia, maka watak agama cinta kasih - welas asih umat Allah dalam sekejap bisa berubah menjadi spesies yang buas dan garang, lebih ganas dan jahat dari Singa dan Ular yang kelaparan. Hingga Agama bisa berubah wujud menjadi Gama atau petaka pencipta maut!
Bagi orang-orang yang sungguh mencari kebenaran, sudah sepatutnya kita kembali pada ajaran agama Tauhid yang sejati, yang hakiki dari Allah. Dan jangan berpecah belah lagi hanya karena beda bingkai/baju atau kepentingan golongan. Kabar Gembira dalam Al Qur'an menyirami dengan ayat yang indah dan sejuk: "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwariskan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama [dien] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya" (Ash-Syura QS 42:13). Kabar Gembira dalam Injil juga menyejukkan: "Bukankah satu Allah yang menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?" (Maleakhi 2:10).
Sobat-sobat yang bersahaja, yang tulus dan bernurani ilahi, sebagai yang mengaku umat-umat Allah, seharusnya setiap dari kita berupaya benar-benar menjadi insan-insan yang beragama tauhid sejati, bukan cuma berorganisasi kotak agama saja, mari kita menjadi Tauhid dalam perbuatan dan bukan di mulut belaka, supaya kita jangan sampai 'kecantol', main mata, jatuh cinta, selingkuh dan bahkan rela menyeleweng dengan 'agama ciptaan manusia' yang fana dan palsu, hingga hakikat ketauhidan [monotheistik] yang sejati harus terpaksa direlakan untuk dimadu dan tinggal satu atap dengan kemunafikan 'dogma ciptaan manusia' hingga kita terperosok menjadi Islam yang tidak islami dan Kristen yang tidak kristiani. Semoga tidak!



APA KATA PARA PAKAR ALKITAB & TEOLOG SOAL KEILAHIAN YESUS?
(ditulis berdasar Seminar 28 April 07 di Semarang)

"Saya keberatan dengan istilah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Yang benar ya Bapa itu Allah,
Yesus itu jalan menuju Allah"

"Yesus menegaskan monotheisme. Rumusan 100% Allah dan 100% manusia
tidak tepat! Ini rumusan Kalkedon, bukan kitab suci! "

"Rumusan konsili Nikaia (325) inilah yang menjadikan Yesus sebagai Allah Anak. Yesus bukan Allah!
Tapi jalan menuju Allah.
Daripada bahasa dogma, saya lebih memilih bahasa Alkitab! "

"Yesus tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai Allah.
Paulus tidak pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah!
PerjanjianBaru berbicara Yesus sebagai Anak Allah dan tidak pernah Allah Anak"

Itulah beberapa kalimat-kalimat tegas dan 'berani' yang telah dikemukankan oleh para teolog dan pakar Alkitab pada acara Seminar dan Diskusi Interaktif KEILAHIAN YESUS KRISTUS DARI PERSPEKTIF ALKITAB, yang diselenggarakan oleh Yayasan Gema Kasih dan Majalah Rohani lintas denominasi Crescendo pada Sabtu, 28 April 2007 Pk. 10.00 - 16.00 di Alam Indah Resto Semarang, dengan mengundang empat orang narasumber yang ahli dalam teologi Alkitab, yaitu: Pdt. Drie S. Brotosudarmo, M.Th. (dosen Kristologi UKSW Salatiga), Profesor JB. Banawiratma (dosen UKDW, Yogya), Romo Tom Jacobs (Guru Besar Emeritus Tafsir Kitab Suci, Sanata Dharma, Yogya), HortensiusF. Mandaru, SSL (Perwakilan dari Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta). Sebagai Moderator pemimpin acara adalah Hanna Li dari majalah Rohani Crescendo.
Acara yang dihadiri sekitar 150 orang dari berbagai denominasi gereja itu diperuntukan kepada para aktivis gereja, pendeta, peminat teologi, mahasiswa teologi, dan dosen-dosen teologi. Diadakan untuk mengupas 'tuntas' sosok Yesus Kristus berdasarkan Alkitab.
Mana yang benar, Yesus Kristus itu Anak Allah atau Allah Anak atau keduanya atau apa ??? Itulah pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Crescendo (seperti tertulis dalam Crescendo edisi 323, 2007), dan pertanyaan kontroversial itu dijawab oleh para narasumber melalui makalah dan presentasi yang disampaikan di acara 'langka' tersebut. Masing-masing pembicara membawakan makalah selama 20 menit dan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab interaktif dengan para hadirin.
Sebagai pembicara pertama, Pdt. Drie S. Brotosudarmo, M.Th., yang saat itu datang bersama anaknya yang juga seorang pendeta. Dengan suaranya yang lantang, beliau menyampaikan,"Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah Anak, ini saya tegaskan". Dalam kesempatan berikutnya pembicara asal Salatiga itu menekankan pula bahwa "Di dalam Yesus kita dapat mengenal Allah", jelasnya.
Pembicara ke dua, Prof. J.B. Banawiratma menyampaikan, "Saya juga tidak mengatakan Yesus itu Allah. Yesus itu Anak Allah". Profesor yang juga sering disapa sebagai 'Romo Bono' ini mengatakan bahwa dogma Yesus sebagai Allah itu adalah hasil rumusan Konsili Nikaia (325). "Konsili Nikaia inilah yang menjadikan Yesus sebagai Allah Anak" begitulah katanya. Beliau menegaskan pula bahwa konsili-konsili itu tidak Alkitabiah, ungkapnya "Kesalahannya adalah dogma teologi-teologi dianggap bisa memberikan kesimpulan [tentang trinitas, pen.] yang terjangkau, padahal tidak". "Saya asing [maksudnya: tidak setuju] dengan bahasa dogma, saya lebih memilih yang sederhana yaitu bahasa Alkitab", lanjutnya, "Yesus bukan Allah tapi Yesus jalan menuju Allah". Beliau menekankan pula bahwa memang saat ini jemaat-jemaat sudah punya tradisi bahwa Yesus itu adalah Allah. "Gereja sangat sulit mengubah teks liturgis yang bernada dogmatis", begitu ungkapnya. Beliau sempat mengungkapkan juga bahwa jika andaikata gereja-gereja memang sepakat untuk merombak dogma liturgis [mungkin maksudnya soal Trinitas, pen.], ya silahkan saja.
Pembicara ke tiga, Romo Tom Jacobs. Guru Besar ahli dogma lulusan Roma ini telah menyampaikan pendapat-pendapat yang sangat 'tajam' dan 'berani'. Cara berbicara Romo Tom yang khas 'tenang tetapi tajam berwibawa' dan tutur katanya 'enak didengar', tetapi berkali-kali apa yang disampaikannya tampak mengagetkan para hadirin yang mendengarnya, juga di antara hadirin ada seorang pendeta yang sempat terkesan seperti emosi ketika mendengar penjelasan-penjelasan Romo Tom. Beberapa perkataan Romo Tom yang lembut, tenang tetapi 'berani' di antaranya: "Saya keberatan dengan istilah Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus"; "Yesus itu jalan menuju Allah. Rumusan 100% Allah, 100% manusia itu tidak tepat"; "Rumusan 100% Allah 100% manusia ini hasil Kalkedon, bukan kitab suci"; "[di Alkitab] Yesus tidak pernah disebut sebagai Allah sejati". Dan ketika ada salah seorang yang menanyakan Yohanes 1:1 [frase:'Firman itu adalah Allah'], Romo Tom menegaskan: "Yohanes justru menekankan bahwa Firman tidak sama dengan Allah, tapi bersama-sama dengan Allah". Pendapat Romo Tom tersebut dikuatkan pula oleh Prof. B.J. Banawiratma dan Hortensius F. Mandaru, SSL. dari LAI.
Pembicara ke empat, Hortensius Florimond Mandaru, seperti di catat majalah Crescendo, beliau menyelesaikan studi filsafat (S1) di Sekolah Tinggi Filsafat "Driyakara"-Jakarta (1989), S1 Teologi "Wedabhakti" Yogyakarta (1993) dan mendapat gelar Sacred Scripture Licenciate (SSL) dari Pontifical Biblical Institute, Roma (1999). Beliau pernah mejadi Dosen Tafsir PB di STF Driyarkara Jakarta (1999-2002), Dosen Kitab Suci di Fakultas Pendidikan dan Keguruan Unika Atmajaya-Jakarta (2002-2003) dan sejak tahun 2004 menjadi Pembina Penerjemahan di Departemen Penerjemahan LAI-Bogor sampai sekarang. Dalam seminar 28 April 2007 soal keilahian Yesus itu, beliau mengungkapkan pula hal-hal yang senada dengan yang telah disampaikan ketiga pembicara yang lain, di antaranya: "Yesus tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai Allah"; "Paulus tidak pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah!", Hortensius yang sangat paham bahasa Ibrani dan Yunani itu menegaskan pula: "Harus ditegaskan bahwa dalam Perjanjian Baru tidak pernah ada rumusan 'Yesus adalah Allah' ".
Ketika ada peserta yang menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan teori dogma Trinitas bahwa Allah itu tiga pribadi tapi satu/esa, apakah kata "Esa" atau "Echad" di dalam Alkitab berarti 'satu-tunggal secara numerik' atau bisa diartikan 'kesatuan/himpunan'? Hortensius dan Romo Tom bergantian menjawab dengan jawaban tegas yang senada: "Esa, Echad itu betul-betul satu - tunggal, satu dalam numerik bukan kesatuan!". Argumen tersebut 'dikuatkan' pula oleh lontaran Moderator dengan menyitir ayat 1Timotius 2:5 dan Yosua 12: 9-24, yang berbibacara tentang ke-Esa-an.
Di ujung acara seminar tersebut, salah satu hal yang sangat mengesankan [mungkin mengagetkan bagi beberapa orang] adalah ketika ada seorang yang bertanya pada Romo Tom tentang bagaimana pengalamannya selama menjadi pengikut Yesus? Demikianlah Romo Tom menjawab dan menceritakan: "Itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat bagus" jawab beliau sebelum kemudian melanjutkan, "Dulu sebelum tahun 1974, kehidupan saya tidaklah baik, dan saat itu -sebelum 1974, saya yakin Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia, ….. Tetapi, setelah tahun 1974 sampai sekarang, saya tidak lagi berdoa kepada Yesus, tapi saya berdoa bersama-sama Yesus dengan dorongan Roh Kudus. ….. Saya lebih kristiani sejak percaya Yesus bukan Allah daripada saat dulu saya percaya Yesus Allah …". Itulah ungkapan pengalaman hidup yang sempat disampaikan Romo Tom.
Kesimpulan dan jawaban dari pertanyaan 'Siapakah Yesus menurut Alkitab, apakah dia Allah sejati atau bukan?', para narasumber tampaknya mereka sepakat: Yesus itu bukan Allah sejati, Allah adalah Bapa dan Yesus itu utusan Allah yang menjadi jalan bagi manusia untuk menuju pada Allah. Nah, jika para narasumber yang ahli dan pakar Alkitab tersebut ternyata mengimani Yesus sebagai utusan Allah, sebagai jalan menuju Allah dan bukan Allah sejati, bagaimana dengan iman kita masing-masing [para pembaca]?
Arus utama kekristenan yang mengimani rumusan konsili-konsili gereja menyatakan Yesus adalah pribadi kedua dari Allah Trinitas (Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus). Mungkin banyak orang mengira bahwa dogma Trinitas [yang mengatakan Yesus adalah Allah sejati] tentu saja diimani oleh para teolog dan pakar-pakar Alkitab, namun ternyata perkiraan itu tidak tepat karena kini terbukti para pakar Alkitab dan teolog banyak yang tegas menyatakan bahwa Yesus itu bukanlah Allah sejati. Apakah ini artinya bahwa dogma Trinitas yang 'lahir' dari hasil rumusan konsili-konsili gereja ribuan tahun yang lalu itu kini sudah waktunya untuk betul-betul ditinjau ulang, atau dirombak, atau bahkan ditinggalkan samasekali?

15 comments:

Eliyah Acantha said...

Oh ya kata pakar teologia nih yee??
masa seh?? Lulusan STT mana tuh??
minta dunk...
Kakek gw Pendeta, skarang sudah Tua... yakin tuh om gak percata TRINITAS??
aku saranin om masuk Islam aja, pasti islam maju, karena percaya Monotheisme...
Anda KRisten Tauhid? Pengikut KRistus donk...
jgn Kutip2 Pikiran orang dan ayat2 Alkitab dunk...
nih gwa kasih saran, mending om baca Kitab Wahyu aja...
Ayat terakhir tuh...
"Aku adalah Alfa dan Omega, yang awal dan Akhir"
tuh, berarti Yesus sendiri itu Tuhan....
gwa sendiri senyum2 baca spt ini...
Yesus itu Tuhan, beda dengan Nabi lain....
hmmm, anda gwa saranin masuk Teologia aja belajar dulu donk....
Kuliah ke California, LA, Universitas Bayolai Universitas...
denger dari Lulusan STT yg ternama di indonesia padahal STT itu baru berdiri 1990an jgn di pecaya dulu donk....
Di Sulawesi Tengah daerah Meko-Tentena tuh ada Penyembuhan
"Dalam Nama Tuhan Yesus" orang itu sembuh syarat cuman Bertobat dan percaya Tuhan Yesus menyembuhkan, gwa dengan mata kepala gwa liat pas liburan sekolah ke sana, itu kah nabi palsu???
tidak percaya, datang aja ke sana dgn orang2 KRisten Tauhid, pasti pemikiran anda berubah sepulang dari Desa Meko itu...
Gbu..

CostaDemiris said...

Hi,

Saya sudah membaca buku anda. Memang pemahaman tentang keIlahian Yesus itu adalah Tuhan & Allah bermacam macam pendapat. Kalau anda mengaku Kristen ( pengikut Kristus ), dan anda tidak menganggap keilahian Yesus adalah Tuhan dan Allah itu sendiri, pemahaman seperti apakah itu? Pandangan anda mirip Saksi Yehovah dan mormon.
Banyak sekali dialkitab yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Misalnya :

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.


1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


Kalimat diatas sangatlah dalam. Coba anda hayati, Firman ( perkataan ) itu adalah Firman Allah, dan Firman itu adalah Allah.
Sebenarnya, itu adalah awal dari seluruh isi Alkitab, bercerita tentang Tuhan Allah kita.

Roma 10
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. <<--- Siapa nama Tuhan? Yesus Kristus.

Roma 15
15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

Lukas 4
4:12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Pernahkah anda mempunyai hubungan yg intim dengan Tuhan? pernahkah anda merasakan Roh kudus?Minta pengampunan dari Tuhan, dan alami hubungan yang intim dengan Tuhan, maka kamu bisa mengetahui dengan pasti, siapakah Allah itu sebenarnya.

Roma 10
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.<<<--- Namana Yesus Kristus.

Roma 15
15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

I Korintus 8
8:6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. <--- adakah anda lihat perbedaannya, antara Allah dan Tuhan, selain fungsi?

I Korintus 12
12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.

Markus 1
1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",

Matius 22
22:29 Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

Galatia 6
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Efesus 5
5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

II Tesalonika 2
2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,

I Timotius 1
1:6 Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.

Ibrani 3
3:10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,

Ibrani 13
13:9 Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.

Yakobus 5
5:20 ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Wahyu 21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.

21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Wahyu22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.


Wahyu 22:16 "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."

Berdoalah sebelum membaca Alkitab,hiduplah kudus, dan nikmati petualangan bersama Yesus, Tuhan, Allah kita. Nanti ditunggu di buku yg baru ya, yang isinya ttg pengalaman kamu dengan Tuhan.

Eliyah Acantha said...

hmmm....
comentar yg atas cukup bagus...

Andrea said...

Saran sayah ..

Mendingan kamu menjadi Islam aja dah ... dimana mana .. kristen ngak ada yang namanya Kristen Tauhid.....

Saya sendiri ngak pernah percaya dengan agama lain .. kecuali .. Yesus Kristus..

Karena saya percaya Yesus Kristus adalah Tuhan yang sangat mengasihi anak-anakNya....

saya ngak terlalu banyak bicara ya .. cuman itu aja .. kasihan Kamu dan keluarga kamu ... jalan yang salah ... kalo bisa kamu banyak belajar PA ( Pelajaran Alkitab ).... kamu sendiri bilang di buku ... kita mencari kedamaian ... sementara kamu buat buku seperti itu ... seolah-olah kamu menjatuhkan nama Tuhan , Allah, dan Bapa ( sementara kan apa yang di lakukan Oleh Bapa. Putera dan Roh Kudus .. begitu mulia ... dia mau Mati di Kayu Salib hanya untuk menebus dosa - dosa manusia termasuk kamu ( frans dan keluarga kamu )....

ngak ada Tuhan Sebaik itu ... sungguh besar kasih dan karuniaNya...

Aku merasa sedih aja waktu kamu bilang .. Tuhan Yesus bukan Allah yang Sejati ... jadi apa gunanya Tuhan Yesus turun ke Bumi hanya untuk menebus dosa kita , membebaskan kita dari penyakit, membuang dari kemiskinan, kamu harus pikirkan itu .. frans .. ngak segampang itu kamu membuat buku yang berjudul " Perbedaan Al-Quran dan Al-kitab " sangat benar benar .. BEDA jauh ....

Ajaran yang pernah di berikan oleh Tuhan Yesus Kristus adalah ..
1.Mengasihi
2.Jangan membunuh sesama manusia ..
dan lain lain ..

kalo kamu memperdalamkan Al-kitab .. pasti kamu tahu lah .. begitu perkataan yang sangat mulia ... Sebab Kita Hidup dalam Firman ... karena Firman adalah kunci Kehidupan...

Semoga Tuhan Yesus memaafkan apa yang engkau perbuatan frans ..

Semoga Tuhan Memberkati kamu dan keluarga kamu .. haleluya .. amien

Andrea said...

=== Saya mantan Islam ===

Tapi saya sama sekali tidak ada saya dapatkan dari agama itu tersebut ....

permadi said...

terasa kurang lengkap kalau para pembaca belum menyimak situs http://messianic-indonesia.com/artikel_detil.php?id=070728062333 dimana ada diskusi antara Frans Donald dengan Teguh Hindarto, situs tersebut sangat berbobot dan menjawab kiprah dari sdr.Frans, yang lebih menarik lagi kalau kita tanya kepada Theolog Katholik Puritan, mereka bilang dasar iman tidak hanya berdasarkan Alkitab saja, karena Alkitab adalah salah satu produk Gereja awal (bapak-bapak Gereja dalam sejarah Kanon) dan ternyata masih banyak azasnya untuk kita beriman bahwa Yesus adalah Allah sendiri, jadi kalau menjadikan Alkitab hanya satu-satunya dasar Iman itu kurang tepat, melainkan mesti melihat proses didalamnya.

Eliyah Acantha said...
This comment has been removed by the author.
Budi3 said...

Beberapa Apologetika Trinitarian buat Frans Donald:

1. Mengenai Yohanes 1:1
Argumen Frans Donald :

1. "kai ho logos en pros ton theos" = "the word was with God"

2. "kai theos en ho logos" = "the word was God"


Karena di no.2 tidak ada "ton"-nya, maka "theos" di no.2 itu sifatnya lebih umum. Toh kata "theos" juga tidak eksklusif dipakai kepada Allah yang satu itu (misalnya 1Kor 8:5; Yoh 10:34-35; Kis 12:22; 2Kor 4:4). Jadi tidak bisa dipastikan bahwa Yesus itu Allah dari Yoh 1:1 (karena "theos" untuk sang Firman, alias Yesus, di Yoh 1:1 tidak ada "ton"-nya).


Beberapa JAWABAN (Apologetika) ada di:

http://www.ntgreek.org/answers/answer-john1_1.htm
http://www.hcm2.org/studies/essentials/ ..ty/understand.htm
link

Kemungkinan yang paling besar kenapa no.1 menggunakan artikel (jadi seakan-akan terjemahan "sang Allah") sementara yang no.2 tidak (hanya "Allah") adalah supaya jelas bahwa yang di-acu di no.1 adalah Bapa. Karena no.1 mengatakan bahwa sang firman itu "bersama-sama." Bersama-sama dengan siapa? Tentunya dengan pribadi yang lain, dalam hal ini adalah Bapa. Oleh karena itu pada no.2 tidak ad artikel, sehingga hanya ditulis "Allah" tanpa "sang Allah" (sebagai pembanding, coba saja no.1 dan no.2 digunakan "sang Allah." rasanya akan kaku).

Link-link diatas tersebut juga mengungkapkan ketidakkonsistenan (alais ketidakjujuran) para unitarian (terutama Saksi Yehuwa) dalam memperjuangkan bahwa "theos" di no.2 bukan "sang Allah" tapi "suatu Allah" atau "suatu yang mempunyai sifat ilahi." Ketidakkonsistenan mereka terlihat pada fakta bahwa ada tempat lain di Kitab suci dimana "theou" dan "theon" (variasi "theos," dalam bahasa Yunani [juga Latin] kata yang sama bisa berubah menurut kalimatnya) tidak ada artikelnya (ex. Yoh 1:6, 12, 13, 18; Mat 5:9; Luk 1:35 etc). Tapi toh para unitarian ini tetap saja memahami teks-teks tersebut sebagai sang Allah yang satu itu.

2.Filipi 2:6

Si unitarian punya dua argumen di dua paragraph yang dia tulis. Argumen pertama [di paragraph pertama] cukup aneh. Dia menyangkal bahwa Fil 2:6 mengajarkan keilahian Kristus dengan membandingkannya dengan tulisan-tulisan Paulus lainnya (ie. 1Kor 8:6; Ef 1:3,17) yang menurutnya menunjukkan bahwa Paulus hanya mengimani Bapa sebagai Allah. Ke-aneh-an yang aku maksud adalah, argumen semacam ini tidak secara spesifik meng-counter ayat tertentu (misalnya ayat Fil 2:6 yang rencananya akan dia counter), tapi secara umum menyangkal semua tulisan Paulus yang di-klaim trinitarian membuktikan keilahian Kristus.

Yah biarlah... justru dengan kerangka pikir seperti itu, maka sekali kayuh dua tiga pulau terlampaui. Si unitarian telah menyajikan argumennya atas beberapa ayat Paulus yang diklaim trinitarian menunjukkan keilahian Yesus (Rom 5:9; Kol 1:19 etc). Nah, rencananya tentu saja, aku akan mematahkan argumen-argumen tersebut. Dengan begitu disamping argumen atas ayat-ayat tersebut (Rom 5:9, Kol 1:19 etc) patah, klaim umumnya bahwa Paulus hanya mengimani Bapa sebagai Allah otomatis juga terpatahkan.


Sekarang mengenai argumen kedua. Si unitarian mengklaim bahwa terjemahan "dipertahankan" di Fil 2:6 di Alkitab Indonesia kurang tepat, yang lebih tepat adalah terjemahan "robbery" yaitu "perampasan. Si unitarian kemudian mengutip Alkitab bahasa Inggris yaitu Revised Standard Version (aku gak tahu Revised Standard Version yang mana, punyaku yang juga RSV tulisannya gak seperti itu) yang menulis "...thought it not robbery to be equal with God" yang kemudian dia terjemahkan "...tidak memikirkan perampasan untuk menjadi setara dengan Allah."

Kita bisa tanya si unitarian ini, "mengapa kok Yesus tidak memikirkan kesetaraan dengan Allah sebagai suatu perampasan?"

Aneh bukan. Kalau memang Yesus itu bukan Allah maka pemikiran bahwa Dia itu setara dengan Allah JUSTRU MERUPAKAN PERAMPASAN. Yesus telah merampas sesuatu yang bukan hakNya [ie. kesetaraan dengan Allah]. Tidak hanya hal tersebut merupakan perampasan tapi juga suatu penghujatan, suatu dosa yang amat berat.

Justru fakta bahwa Yesus tidak merasa bahwa kesetaraan dengan Allah itu bukanlah sesuatu yang perlu Dia rampas, menunjukkan bahwa pada hakekatnya dia itu setara dengan Allah. Pada hakekatnya yang Dia miliki adalah kesetaraan dengan Allah. Oleh karena itu hakNya, itu milikNya, itu hakekatNya, maka Dia tidak merampasnya.

3.Yohanes 10:30

Basically si unitarian menyanggah bahwa kesatuan di Yoh 10:30 adalah kesatuan substansial antara Yesus dengan Bapa. Untuk menyanggahnya si unitarian mengacu kepada Yoh 17:11, 21-23 dimana pada ayat itu Yesus beroa kepada Bapa agr murid-muridNya juga menjadi satu sebagaimana Dia dan Bapa adalah satu. Nah, karena kesatuan para murid pastilah bukan kesatuan substansial, maka kesatuan Yesus dan Bapa juga bukan kesatuan substansial, toh Yesus memodelkan kesatuan para murid dengan kesatuan antara Dia dan BapaNya.

Aku sudah membuat apologi yang cukup panjang atas pembandingan Yoh 10:30 dengan Yoh 17:11, 21-23. . Berikut apologetikanya :
Bukti bahwa kesatuan di Yohanes 10:30 PASTILAH kesatuan substansi.



John 10:24 - RSV
24 So the Jews gathered round him and said to him, "How long will you keep us in suspense? If you are the Christ [NAB: Messiah], tell us plainly."

Para Yahudi berkata kepada Yesus agar Dia menjawab dengan gamblang pada mereka apakah Dia itu Mesiah atau bukan. Ayat 24-30 merupakan jawaban Yesus terhadap pertanyaan para Yahudi tersebut. Ayat 30 adalah kesimpulan, inti, punchline dari jawaban Yesus atas pertanyaan apakah Yesus adalah Mesiah.

Nah, Perjanjian Lama menunjukkan bahwa sang Mesiah adalah Allah sendiri:

Terjemahan CE: The Blessed Trinity di topik Apologi atas Trinitas: Kontra Moslem

Beberapa [dari Bapa Gereja Awal yang berpandangan bahwa tidak ada penjelasan spesifik akan ajaran Trinitas di Perjanjian Lama] mengakui bahwa suatu pengetahuan akan misteri tersebut (ie. Trinitas) diberikan kepada Nabi-Nabi dan para Kudus dari Dispensasi Lama (maksudnya Perjanjian Lama) (Epiph., "Haer.", viii, 5; Cyril Alex., "Con. Julian.," I). Dapat segera diakui bahwa cara pewahyuan [akan Trinitas] dipersiapkan dalam beberapa nubuat. Nama Imanuel (Yesaya 7:14) dan Allah yang Perkasa (Yesaya 9:6, atau di penomoran lain Yesaya 9:5) yang menegaskan [nubuat] akan Mesiah menyebutkan Kodrat Ilahi dari sang pembebas (ie. Mesiah) yang dijanjikan. Namun tampaknya wahyu dari Injil diperlukan untuk mengerti secara penuh makna dari perikop-perikop [nubuat di Perjanjian Lama]. Bahkan gelar-gelar agung ini tidak menuntun para Yahudi untuk mengenali sang Penyelamat yang akan datang adalah Allah sendiri. Penerjemah Septaguinta bahkan tidak berusaha untuk menerjemahkan kata Allah yang Perkasa secara literer, tapi [menerjemahkannya] "sang malaikat pembimbing agung."



Terjemahan dari CE: Incarnation di topik Apologi atas Trinitas: Kontra Moslem

(c) KESAKSIAN DARI BUKU-BUKU NABI

Para nabi jelas menyebutkan bahwa sang Mesiah adalah Allah. Yesaya berkata "Allah sendiri akan datang dan menyelamatkan kamu" (xxxv, 4); "Bukalah jalan untuk Yahwe" (xl, 3) (catatan: ini dikutip Yohanes Pembaptis dan diaplikasikannya kepada Yesus); "Lihatlah itu Tuhan Yahwe akan datang dengan kekuatan” (xl, 10). Bahwa Yahwe disini adalah Yesus Kristus sudah jelas dari penggunaan ayat di [injil] St. Markus (i 3). Nabi-nabi besar Israel memberikan kepada sang Kristus sebuah nama ilahi yang spesial dan baru "Dia akan dipanggil Imanuel" (Yes., vii, 14). Nama Ilahi baru yang disebut St. Matius ini terpenuhi dalam Yesus, dan ditafsirkan dalam artian Keilahian Yesus. "Meraka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Allah menyertai kita." (Mat., i, 23.) Juga di ix, 5, Yesaya menyebut Mesiah sebagai Allah: "Seorang anak telah lahir bagi kita . . . namanya akan disebut: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa dunia yang akan datang, Pangeran Kedamaian." [Umat] Katolik menjelaskan bahwa anak yang sama tersebut adalah Allah yang Perkasa (ix, 5) dan Imanuel (vii. 14); terkandungnya anak tersebut dinubuatkan di ayat-ayat sebelumnya. Nama Imanuel (Allah menyertai kita) menjelaskan nama yang kita terjemahkan "Allah yang Perkasa." Adalah sesuatu yang tidak kritis dan berprasangka bagi para rationalist untuk keluar dari Yesaya dan mencari di Yehezkiel (xxxii, 21) arti "orang-orang berkuasa yang gagah perkasa" untuk sebuah kata yang ditempat mana saja di Yesaya adalah nama dari "Allah yang Perkasa" (lihat Yes., x, 21) (catatan: maksudnya para rationalist ini mencoba mencari artian kata "perkasa" yang diterapkan pada pribadi selain Allah sehingga gelar "Allah yang Perkasa" tidak mengacu pada sesuatu yang Ilahi). Theodotion menerjemahkan secara literal theos ischyros; Septuaginta [menerjemahkan] "utusan". Penafsiran kami adalah [penafsiran] yang diterima oleh Katolik dan Protestant yang sealiran dengan Delitzsch ("Messianic Prophecies", p. 145). Yesaya juga menyebut sang Mesiah "cabang Yahwe" (iv, 2), i. e. yang bercabang dari Yahwe dalam arti punya kodrat yang sama dengan Yahwe. Sang Mesiah adalah "Allah Raja kita" (Yesaya., lii, 7), "sang Penyelamat dikirim oleh Allah kita" (Yes., 1ii, 10, dimana kata 'Penyelamat' adalah bentuk abstrak dari kata 'Yesus' (catatan: kata "Yesus" sendiri dalam bahasa Ibrani berbunyi kira-kira "yehoshuwa" yang berarti "Allah adalah keselamatan")); "Yahwe Allah Israel" (Yes., lii, 12): "Dia yang menjadikan engkau, Allah (Yahwe) semesta alam nama-Nya" (Yes., liv, 5)".

Para nabi lain juga sejelas Yesaya, meskipun tidak begitu terperinci dalam ramalan mereka akan Keilahian dari sang Mesiah. Kepada Yeremia, Dia adalah "Yahweh sang Adil kita" (xxiii, 6; juga xxxiii, 16). Mikha berbicara akan dua-lapis kedatangan sang Anak, kelahiranNya di Bethlehem dan prosesiNya yang abadi dari Bapa (v, 2). Nilai ke-Mesiah-an dari ayat ini dibuktikan dari tafsiran Injil Matius atas ayat tersebut (Mat ii, 6). Zakharia menulis Yahwe menyebut sang Mesiah sebagai "orang yang paling karib kepadaKu"; namun seorang yang paling karib adalah seseorang yang derajatnya sama dengan Yahweh (xiii, 7). Maleakhi berkata: "Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan dihadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam.” (iii, 1). Utusan yang disebut disini tentunya adalah St. Yohanes Pembaptis. Kata-kata Nabi Malaekhi akan adanya satu utusan [ie. Yohanes Pembaptis] ditafsirkan oleh Tuhan Kita sendiri, Yesus (Mat., xi, 10). Tapi sang Pembaptis (ie, Yohanes Pembaptis) menyiapkan jalan dihadapan Yesus Kristus. Oleh karena itu Kristus adalah pembicara kata-kata Malaekhi. Namun kata-kata Malaekhi diutarakan oleh Yahweh Allah Agung Israel. Oleh karena itu Kristus atau Mesiah dan Yahwe adalah Pribadi Ilahi yang satu dan sama. Argumen ini menjadi lebih kuat oleh fakta bahwa tidak hanya sang pembicara [dari kata-kata Mal., iii, 1] adalah Yahwe Allah Semesta Alam, yang satu dan sama dengan sang Mesiah yang jalannya dipersiapkan sang Pembaptis (ie, Yohanes Pembaptis); tapi [dari] nubuat akan kedatangan Tuhan ke kuil [terbaca adanya] peng-aplikasian kepada Mesiah sebuah nama yang hanya diberikan kepada Yahwe sendiri (catatan: maksudnya nama atau gelar "Allah semesta Alam." Gelar ini biasanya dipakaikan kepada Yahwe sendiri tapi di Mal., iii, 1 gelar tersebut dipakaikan juga kepada Mesiah. Ini menandakan bahwa Mesiah dan Yahwe adalah satu.). Nama itu muncul tujuh kali (Ex., xxiii, 17; xxxiv, 23; Is., i, 24; iii, 1; x, 16 and 33; xix, 4) diluar buku Malaekhi, dan jelas mengacu kepada Allah Israel. Nabi-nabi terakhir Israel memberikan kesaksian yang jelas bahwa Mesiah adalah Allah Israel itu sendiri. Argumen dari para nabi akan Keilahian sang Mesiah ini sangat meyakinkan bila dimengerti dalam terang wahyu Kristen, seperti yang telah kami sajikan. Daya kumulatif dari argumen ini disuguhkan dengan baik di buku "Christ in Type and Prophecy", oleh Maas.

Orang Yahudi memang tidak tahu bahwa Mesiah itu Allah sendiri (meskipun PL menyiratkan demikian) tapi Yesus memang sering memberi jawaban berdasarkan penafsiran yang benar atas ayat Perjanjian Lama bukan berdasarkan atas penafsiran yang kurang tepat atasnya (sebagai contoh baca Yoh 2:18-22).

Kepada para Yahudi, Yesus seakan-akan memberi jawaban, "Kamu bertanya apakah Aku ini Mesiah. Mesiah itu Allah. Aku dan Bapa adalah satu. Kami adalah Allah yang satu. Aku adalah Allah sebagaimana Bapa. Karena sang Mesiah hanyalah seorang Allah, maka Aku yang Allah inilah sang Mesiah."


Ini adalah bukti pertama bahwa Yesus berbicara tentang kesatuan substansi di Yoh 10:30. Bukti berikutnya:

Selanjutnya di Yoh 10:31 para Yahudi melempari Yesus karena merasa bahwa Yesus yang hanya manusia, membuat diriNya sebagai Allah.

Nah, darimana para Yahudi ini mendapatkan kesan bahwa Yesus membuat diriNya sebagai Allah? Kan mereka sendiri tidak mengerti nubuat Perjanjian Lama bahwa sang Mesiah adalah Allah. Disini kita harus memahami bahwa pengetahuan kita akan kejadian di Yohanes bab 10 ini hanya kita dapatkan dari pembacaan Alkitab. Sementara itu para Yahudi mendengar suara Yesus dan juga melihat bahasa tubuh Yesus saat menjawab pertanyaan mereka. Dan mereka memahami bahwa kesatuan yang dimaksudkan Yesus adalah kesatuan substansi. Karena itulah mereka berkata bahwa Yesus membuat diriNya menjadi Allah.


Atas bukti kedua ini biasanya mereka yang tidak meyakini bahwa Yesus adalah Allah mengajukan keberatan:

''Tidak. Yesus tidak membuat diriNya menjadi Allah. Para Yahudi memang mengatakannya, tapi mereka keliru. Maksud Yesus sebenarnya adalah bahwa hubunganNya dengan Allah adalah seperti hubungan umat Israel dengan Allah. Dia itu allah sama seperti bagaimana umat Israel lainnya adalah allah-allah. Karena itulah Yesus mengutip Mzm 82:6 di Yoh 10:34. dia mengkoreksi kekeliruan para Yahudi.''

Ya, memang Yesus mengacu kepada Mzm 82:6. Tapi Dia tidak mengelompokkan diriNya bersama semua orang Israel. Ini terlihat jelas di Yoh 10:36 ketika Dia membedakan diriNya sebagai orang yang "telah dikuduskan oleh Bapa dan telah diutusNya kedalam dunia." Sementara orang Israel tidak dikuduskan dan diutus kedalam dunia oleh Bapa.

Jadi di Yoh 10:34-36, Yesus seakan-akan berkata, "Kamu menuduhku menghujat? Padahal sembarang orang Yahudi bisa menyebut diri mereka allah ['a' kecil] dan tidak dituduh menghujat. Jadi kenapa Aku, yang dikuduskan oleh Bapa dan telah diutusNya kedalam dunia, dituduh menghujat? Kalau orang Yahudi biasa saja boleh menyebut dirinya allah ['a' kecil] dan tidak dianggap menghujat apalagi Aku yang jelas-jelas Allah. Aku adalah Allah. Jadi kalau Aku menyebut diriKu Allah, Aku tidak menghujat."

4. Matius 28:19

Si unitarian mengatakan bahwa karena tidak ada kata tambahan "Allah" untuk dua pribadi yang lain ("Putra" dan "Roh Kudus," sementara pribadi "Bapa" tidak perlu tambahan Allah karena sudah jelas) maka tidak bisa disimpulkan bahwa ayat tersebut menerangkan adanya tiga pribadi.

Nah, dari sini tampaknya terlihat bahwa si unitarian ini mungkin adalah seorang yang bahasa ibunya (lingua franca) Indonesia.

Bagi seorang dengan bahasa ibu Yunani, Inggris, Jerman etc akan cukup jelas adanya satu keanehan atas ayat Mat 28:19. Kita pakai bahasa Ingris saja:

Mat 28:19
19* Go therefore and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit,


Keanehannya apa? Keanehannya terletak pada kata "name."

Keanehan yang apa? Sesuai aturan bahasa Inggris, karena ada tiga nama yang mana si calon baptis harus dibaptis (ie. "Bapa," "Putra" dan "Roh Kudus") maka tentunya tidak boleh digunakan kata "name" yang sifatnya tunggal (singular) harus digunakan kata "names" yang sifatnya jamak (plural). Tapi yang digunakan adalah "name" yang sifatnya tunggal (singular). Mengapa? Tentunya karena ketiga nama-nama pribadi-pribadi tersebut adalah Allah yang satu itu!

Hal ini juga berlaku dalam bahasa Yunani aslinya, sebagaimana ditulis dalam Catholic Encyclopedia: The Blessed Trinity:

Finally after His resurrection, He revealed the doctrine in explicit terms, bidding them "go and teach all nations, baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost" (Matthew 28:18). The force of this passage is decisive. That "the Father" and "the Son" are distinct Persons follows from the terms themselves, which are mutually exclusive. The mention of the Holy Spirit in the same series, the names being connected one with the other by the conjunctions "and . . . and" is evidence that we have here a Third Person co-ordinate with the Father and the Son, and excludes altogether the supposition that the Apostles understood the Holy Spirit not as a distinct Person, but as God viewed in His action on creatures.

The phrase "in the name" (eis to onoma) affirms alike the Godhead of the Persons and their unity of nature. Among the Jews and in the Apostolic Church the Divine name was representative of God. He who had a right to use it was invested with vast authority: for he wielded the supernatural powers of Him whose name he employed. It is incredible that the phrase "in the name" should be here employed, were not all the Persons mentioned equally Divine. Moreover, the use of the singular, "name," and not the plural, shows that these Three Persons are that One Omnipotent God in whom the Apostles believed. Indeed the unity of God is so fundamental a tenet alike of the Hebrew and of the Christian religion, and is affirmed in such countless passages of the Old and New Testaments, that any explanation inconsistent with this doctrine would be altogether inadmissible.


Kebetulan dalam rangka mengerjakan "Apologi atas Trinitas: Kontra Moslem" kutipan tersebut sudah aku terjemahkan:

Pada akhirnya setelah kebangkitanNya, Dia mewahyukan ajaran tersebut secara eksplisit, dengan berpesan kepada mereka "pergi dan ajaralah semua bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus" (Matius 28:18). Kekuatan dari perikop ini sangat berketetapan. Bahwa "Bapa" dan "Putra" adalah Pribadi yang berbeda dapat disimpulkan dari kalimat itu sendiri, yang [bersifat] mutually exclusive. Penyebutan Roh Kudus dalam seri yang sama, dimana namanya dihubungkan dengan kata penghubung "dan. . . dan" adalah bukti bahwa kita punya seorang Pribadi Ketiga yang ber-koordinasi dengan Bapa dan Putra, dan ini mengecualikan anggapan bahwa para rasul memahami Roh Kudus tidak sebagai pribadi yang berbeda, tapi [para rasul malahan menganggap Roh Kudus] sebagai Allah dipandang dari tindakanNya atas mahkluk-mahkluk

Frase "dalam nama" (eis to onoma) mengkonfirmasi ke-Allah-an dari pribadi-pribadi dan kesatuan mereka dalam kodrat. Diantara para umat Yahudi (ie. penganut Yudaisme) dan dalam Gereja Rasuli, nama Ilahi adalah perwalian dari Allah. Dia yang punya hak untuk menggunakannya (nama Ilahi) diberi kekuasaan yang sangat besar: karena dia bersenjatakan kuasa adikodrati (supernatural) dari dia yang namanya diwakilkan. Adalah sangat menakjubkan bahwa frase "dalam nama" dipergunakan disini, kalau tidak dimaksudkan bahwa semua Pribadi sama-sama Ilahi. Terlebih, penggunaan kata tunggal "nama," dan bukan kata jamak, menunjukkan bahwa Tiga Pribadi ini adalah Satu Allah yang Maha Kuasa yang dipercayai semua Rasul. Dan memang kesatuan Allah adalah satu ciri fundamental dari orang Ibrani dan agama Kristen, dan dikonfirmasi oleh banyak perikop dari Perjanjian Lama dan Baru, sehingga sembarang penjelasan yang tidak konsisten dengan ajaran ini (ie. ajaran akan kesatuan Allah) sama sekali tidak bisa diterima.


Hal lain yang ditunjukkan kutipan dari Catholic Encyclopedia: The Blessed Trinity diatas adalah bahwa paralelisme Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan menggunakan kata penghubung "dan" yang mengindikasikan suatu penyejajaran. Nah, siapakah yang bisa disejajarkan dengan Sang Allah Bapa? Tentunya sang Putra dan Roh Kudus yang juga Allah. Bila ditambah fakta penggunaan bentuk tunggal dari "name" maka sudah terlalu jelas pengakuan iman yang Katolik dan Apostolik akan Trinitas.

Sumber: http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=5896

(Silahkan kunjungi alamat web tersebut)

PS: Saya tantang anda, Frans Donald, untuk bisa berdiskusi dan mempertahankan argumen anda yg menunjukan kesalahan Trinitas, di alamat web di atas.
Dan anda juga bisa belajar, dan berdiskusi banyak tentang iman Kristen yg benar di web: www.ekaristi.org/forum
dgn salah satu sub menu:Forum Terbuka, dgn alamat:
http://www.ekaristi.org/forum/viewforum.php?f=1&sid=62f7cc6e84513e9556f62456718745b0

Salam

Eliyah Acantha said...
This comment has been removed by the author.
efzed said...

ujung-ujungnya dipenjara juga....
http://www.nusabali.com/berita/20947/terdakwa-kasus-penistaan-agama-mulai-disidang

Abr said...

Krena iman mu bobrok

Shadewa Atmanegara said...

Yesus memang Tuhan tapi bukan Allah.

Syarat Keselamatan adalah :
[Roma 10:9] (TB) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

https://alkitab.app/v/51348e7f40b8

Selamat merenungkan.. 🙏

Shadewa Atmanegara said...

Panjang sekali ya..

Saya jawab yg no. 2 saja ttg [Fil 2:6],

Sebenarnya tinggal dilanjutkan saja membacanya spt dapat pemahaman yg menyeluruh :
[Filipi 2:9-11] (TB) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

https://alkitab.app/v/da229c12263b

Unknown said...

mereka sudah mengupas semua ini. Tapi tidak menafsirkan ayat itu sebagai keilahian yesus. Simak baik2.

Unknown said...

Dia itu sudah baca al kitab. dan pendapat yg dikemukakan dalam buku itu dari para akadimisi pula. semua ayat yg didogma menjadi keilahian yesus sudah dikaji..